• Bagaimana Memulai Usaha Baso dan Mie Ayam?

    Memulai usaha membutuhkan niat yang kuat diikuti dengan perencanaan usaha (business plan), sesederhana apappun. Proyeksi keuangan (financial projection) menjadi langkah awal dalam perencanaan usaha. Di bawah ini diilustrasikan perhitungan sederhana perencanaan keuangan (financial planning) untuk memulai usaha baso dan mie ayam.

    Baso dan mie ayam menjadi salah satu makanan populer yang disukai oleh hampir semua kalangan sosial dan segala usia dalam musim apapun. Oleh karenanya, usaha kuliner Baso dan Mie Ayam berkembang pesat pada berbagai lokasi. 

    Namun diantaranya mereka, terdapat beberapa kasus dimana usaha kuliner baso dan mie ayam mengalami kemerosotan pendapatan, merugi lalu terhenti. Terlepas dari faktor lokasi (lihat ulasan ini), ambience (suasana tempat), kualitas produk, pelayanan yang baik (service excellece), dan daya-saing (competitiveness), patut diduga lemahnya perencanaan keuangan menjadi faktor yang menentukan bagaimana seorang pengusaha mengendalikan resiko dan beradaptasi (adaptive behaviour) dengan fluktuasi penjualan.


    Asumsi Perencanaan Keuangan

    Seporsi baso siap saji terdiri dari: baso, tetelan daging/urat/gjih,  groceries (bihun, mie), sayuran, bumbu dan bahan bakar. Seporsi mie ayam siap saji terdiri dari: mie telur, ayam cincang matang, sayur, bumbu, bahan bakar. Setiap porsi baso maupun mie ayam mengandung komponen biaya cuci dan pembersihan. Pengeluaran untuk belanja bahan baku termasuk dalam biaya langsung (Harga Pokok Penjualan (Cost of Good Sold) yang memotong pendapatan dari penjualan dan menjadi keuntungan kotor.

    Pengeluaran yang bersifat rutin dan cenderung tetap nilainya pada satu periode merupakan biaya tetap, berapapun hasil penjualan. Sedangkan pengeluaran dimuka, seperti biaya sewa, pembelian peralatan, biaya rehabilitasi ruangan/tempat dibagi rata sesuai periode dan atau perkiraan umur pakai dan menjadi beban investasi bulanan. Demikian agar dapat diperkirakan hasil keuntungan (profit margin) setiap bulannya, bukan hasil perhitungan selisih antara hasil penjualan dikurangi belanja dan biaya rutin, yang disebut hasil arus kas (cash flow). Kelemahan pendekatan cash-flow adalah kita tidak akan pernah tahu keuntungan sesungguhnya dari hasil usaha. Maka dalam tulisan ini akan dibahas tentang pendekatan keuntungan (profit margin) sebagai bottom-line usaha baso dan mie ayam.


    Perhitungan Laba-Rugi

    Dengan asumsi yang telah dibuat, dapat ditentukan harga jual dan target penjualan setiap bulannnya. Harga jual ditentukan dari komponen yang berpengaruh langsung pada kuantitas dan kualitas produk yangakan dijual, dengan mempertimbangkan faktor pasaran umum setempat dan daya saing. Target penjualan adalah motor penggerak utama agar usaha baso dan mie ayam tetap beroperasional secara profitable. Pendekatannya adalah cakupan jual (sales cover) pada suatu waktu operasional. Ilustrasi perhitungan di bawah ini mengunakan waktu operasional 10 jam per-hari, dengan penjualan rata-rata 4 porsi untuk setiap item penjualan. Dalam ilustrasi berikut, harga yang ditentukan masing-masing Rp. 12.000,00 untuk seporsi baso dan Rp. 10.000,00 untuk seporsi mie ayam.

    Maka perhitungan Laba-Rugi penjualan baso dan mie ayam tergambar sebagai berikut:



    Asumsi dan perhitungan di atas adalah ilustrasi, sebagai dasar pengelolaan usaha baso dan mie ayam secara sederhana. Dasar asumsi dapat disesuaikan dengan standar, target, dan skala usaha yang diinginkan oleh masing-masing pengusaha baso dan mie ayam.


    Semoga sukses dalam menjalankan usaha. 

    Ulasan terkait: 10 Daftar Peralatan Untuk Usaha Baso dan Mie Ayam  
  • 0 komentar:

    Post a Comment

    Powered by Blogger.

    Facebook

    Followers

    Followers

    Powered By Blogger

    Blog Archive

    Breaking

    Random Posts

    Recent In Internet

    Recent Posts

    Recent Post

    Recent in Sports

    Iklan

    Facebook

    Click Here

    Comments

    Recent

    Technology

    Follow Us